Pada saat ini sudah banyak terdengar isu kemasan makanan yang berbahaya. Kemasan ini bahaya, itu bahaya, sampai ada orang yang pernah menyeletuk, apa sebaiknya kita pakai daun pisang saja? Tapi daun pisang pun tentu tidak bisa menjadi solusi, mengingat daun dari tanaman berbatang silidris berlapis ini mudah robek, jadi hanya dipakai sebagai pelapis dari kemasan makanan yang ada. Kemasan makanan yang umum kita gunakan untuk take-away makanan yaitu styrofoam, kertas nasi berwarna coklat, boks nasi, plastik bening dan kantong kresek.
Isu kemasan makanan menjadi semakin serius ketika didukung dengan penelitian ilmiah, sebagai contoh, material polistirena busa—nama generik dari material yang lazimnya disebut sebagai styrofoam. Styrofoam sendiri sebenarnya merupakan nama dari sebuah merek dagang.
![]() |
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kemasan styrofoam boleh digunakan sebagai kemasan makanan, namun dengan beberapa syarat yaitu tidak digunakan untuk mengemas makanan secara langsung, harus diberi alas misalnya plastik atau daun pisang, dan yang paling penting tidak boleh digunakan untuk mewadahi makanan dengan kadar minyak tinggi dan dalam keadaan panas.
Selain styrofoam yang pernah diteliti BPOM, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga pernah meneliti kertas nasi berwarna coklat yang diketahui tidak aman dari aspek higienitasnya. Kertas nasi ini terbuat dari material kertas daur ulang yang mengandung risiko bakteri berbahaya, karena dicetak tanpa melalui proses sterilisasi. Per gram kertas nasi mengandung bakteri 1,5 juta koloni, artinya dalam selembar kertas nasi mengandung sekitar 150 juta bakteri.
Dan salah satu perusahaan kemasan makanan yang sudah peduli dengan lingkungan dan kesehatan. Greenpack adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur kemasan makanan. Kemasan makanan yang biasa disapa dengan lunch box yang diproduksi oleh Greenpack terbuat dari material kertas berkualitas. Bahan baku kertas berasal dari kayu yang ditanam di area konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI), bukan hutan alam. Oleh sebab itu, konsumen tidak perlu ragu dengan masalah konservasSudah Food Grade-kah Kemasan Makanan Anda ?i lingkungan di hutan hujan tropis Indonesia. Material kertas lebih ramah lingkungan, karena mudah terdegradasi secara alamiah.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOCoOYJ_i5uUirL6ae1BMmSt4orRXcrAxQSemPD4S-yvwKnZLmxHBNlOOuDYotsTmCyQavFwAd6XjcWl1R9AOW2PDecWIyvrlQCYvmXgyoo0RYYdoeoVMy-THiqVsigjHpXxRtHLw9CHg/s1600/Berry-Kitchen-5c-2314-300x300.jpg)
Food and Drug Administration (FDA) juga mengatur bagaimana kemasan makanan ini layak untuk keselamatan konsumen. Selain aman bagi keselamatan konsumen tentunya kita juga perlu memperhatikan keselamatan lingkungan. Produk kemasan makanan atau packaging makanan yang ramah lingkungan biasanya terbuat dari bahan kertas. Bahan kertas ini juga membutuhkan praktik manajemen hutan yang sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku agar dapat melindungi keanekaragaman hayati, spesies dan habitat satwa liar yang terancam kepunahan, Tingkat pemanenan kayu yang berkelanjutan, Perlindungan kualitas air Aktivitas regenerasi hutan (seperti penanaman kembali dan reforestasi), Sertifikasi dan audit dari pihak ketiga yang dilakukan oleh badan sertifikasi terakreditasi Keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholder) usaha kehutanan yang lebih dari satu, Tersedianya mekanisme komplain dan pengajuan gugatan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwAh4MFFcsnE-QQJPVxxPPiumNjN6z80g_ZvAsO_a2GHrFI6IAgPih_7wF3idVV1q6TMBAir2oy3DJ1VcFIvmW_aVRhkTKheHARR8VqExqAAYI6PNXEbvmX2YODXVQ6fwpInoCXh-7qmc/s1600/kampoeng-kayoe-1C-1810-300x300.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar